Piamanexplore-Dalam dunia bisnis dan pengembangan pariwisata, seringkali kita terpesona oleh kesuksesan dan gemerlapnya destinasi populer yang mengundang jutaan wisatawan setiap tahunnya.
Namun, di balik gemerlapnya kesuksesan tersebut, terdapat kisah yang jarang terungkap tentang kegagalan dan ketahanan.
Begitulah cerita dari lima desa pariwisata di Pariaman, di mana hanya satu desa yang mampu bertahan dan berkembang hingga saat ini.
Setiap desa memiliki impian dan harapan untuk menjadi destinasi unggulan yang menarik banyak kunjungan wisatawan.
Namun, realitas pahit datang menghantam ketika empat dari lima desa harus menghadapi kegagalan dalam mengelola dan mempromosikan potensi pariwisatanya.
Kesalahan strategi, kurangnya dukungan, persaingan yang ketat, atau bahkan ketidaksiapan dalam menghadapi perubahan pasar dapat menjadi faktor penyebab yang mengakibatkan kegagalan tersebut.
Meski begitu, di tengah kepahitan kegagalan, terdapat cerita inspiratif dari satu desa yang mampu bangkit dan tetap eksis di tengah-tengah persaingan yang keras.
Mereka belajar dari kesalahan, mencari inovasi baru, memperkuat kerjasama dengan pihak terkait, dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan.
Keberhasilan desa tersebut bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari kesungguhan, kerja keras, dan tekad yang kuat untuk meraih kesuksesan.
Penyebab gagalnya desa wisata kota pariaman bertahan
Rencananya dulu akan dibangun 20 desa wisata, terealisasi dibangun 5 desa wisata, dan saat ini yang masih berjalan hanya 1 desa wisata,” tutur Kepala Disparbud Kota Pariaman, Raski Fitra saat diwawancara diruang kerjanya.
Dikatakannya, kesiapan sumber daya manusia dan konsep dalam membangun desa wisatalah yang menjadi penyebab utama desa wisata yang pernah dibangun di Kota Pariaman ini gagal.
Masyarakat dan pemerintah desa yang menjadi pengelola objek wisata tersebut dinilai belum memiliki kapasitas dalam berbagai hal, seperti menajerial keuangan, promosi maupun pengembangan objek wisata itu sendiri.
Kita selalu mendapingi ya, terkait peningkatan kapasitas, sdm, pendampingan untuk penguatan kelembagaan, namun hasilnya tetap tidak sesuai harapan,” tuturnya.
Raski mengakui banyak faktor penyebab kegagalan dalam membangun desa wisata ini.
Selain, SDM yang tidak mumpuni dalam melakukan pengelolan, konsep wisata yang dibangun juga terkesan tidak disusun dengan baik dan profesional.
Desa apar masih bertahan
Kata Raski Dirinya mengulas, soal keberhasilan Desa Apar dalam membangun wisata di daerahnya. Objek wisata desa tersebut dinilai telah melakukan pengelolaan desa wisatanya dengan baik
dan profesional dengan demikian hingga saat ini desa wisata tersebut tetap berkembang dan semakin baik.
“Kalo desa wisata apar yaa dikelola sangat baik. Ya itulah, mungkin di tempat lain sdmnya ya,” tambanhya mengakhiri.
Dari kisah ini, kita dapat belajar banyak tentang pentingnya ketahanan dalam menghadapi kegagalan, keuletan dalam mengejar impian, dan keberanian untuk bangkit kembali meski sempat terjatuh.
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan menuju kesuksesan yang lebih besar.
Seperti pepatah mengatakan, "Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai kembali, dengan lebih bijaksana." Ayo, jadikan kegagalan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar!