-->
NGx9MGB7Nap6Nax5MaRbNqN7MmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE103

Tradisi Bungo Lado: Memperingati Kelahiran Nabi Muhammad di Padang Pariaman

foto Eva Warni
Piamanexplore-Padang Pariaman, sebuah kabupaten yang terletak di Sumatera Barat Indonesia, memiliki tradisi unik yang disebut dengan Bungo Lado.

Tradisi ini dilakukan setiap tahun untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Namun, apakah sebenarnya Bungo Lado dan bagaimana cara pelaksanaannya?

Tradisi ini disebut dengan Bungo Lado, yang artinya adalah "bunga uang yang di susun sedemikian berbentuk pohon". Tradisi ini dilakukan setiap tahun pada bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad.

Bungo Lado sendiri merupakan sebuah acara yang melibatkan sebagian besar masyarakat Padang Pariaman.

Sebagian besar masyarakat padang pariaman mengadakan acara maulid nabi Mauhammad SAW di mesjid-mesjid.

Tak sedikit sebagian mereka yang mengikuti acara ini menyumbangkan uang yang di sebut sedekah, uang-uang tersebut dikumpul dan disusun pada ranting kayu,

Menyerupai bunga-bunga dan diarak dalam acara tradisional yang diikuti oleh ratusan orang.

Keunikan Bungo Lado, Warisan Budaya Tak Benda di Padang Pariaman. Bungo Lado merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang dimiliki oleh Padang Pariaman.

Di tengah kehidupan modern yang semakin maju, kita membutuhkan pengingat akan warisan budaya kita.

Warisan budaya tidak hanya menunjukkan aspek keindahan, namun juga sebagai bagian penting dari identitas kita sebagai bangsa.

Salah satu warisan budaya di Padang Pariaman yang perlu dilestarikan adalah Bungo Lado.

Tradisi Bungo Lado ini hadir hampir disetiap korong dan nagari di Kabupaten Padang Pariaman. Uang yang digunakan dalam Bungo Lado ini adalah iuran masyarakat sekitar korong/jorong di nagari.

Tradisi ini merupakan salah satu euforia masyarakat dalam menyambut hari lahirnya Nabi besar Muhammad SAW.

Kebiasaan unik dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dari hasil wawancara dengan pemuka adat MZ Datuak Bungsu,

Bungo Lado atau yang berarti bunga cabai, merupakan pohon hias yang berdaunkan uang atau yang biasa disebut juga pohon uang.

Uang yang ada di pohon tersebut kemudian dirajut/dipasangkan pada sebuah ranting layaknya daun.

Nominal uang yang dipasangkan di ranting tersebut mulai dari nominal Rp1.000 sampai Rp100.000 yang didapatkan dari sumbangan masyarakat.

Uang yang terkumpul di pohon bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta rupiah setiap pohonnya.

Uang yang dihasilkan pada setiap pohon tersebut kemudian disumbangkan ke Mesjid tempat pelaksanaan kegiatan Maulid Nabi tersebut dan digunakan untuk kesejahteraan Mesjid.

Biasanya, sumbangan ini dikumpulkan dari setiap korong di nagari yang melaksanakan kegiatan kerohanian seperti peringatan Maulid Nabi.

Khusus untuk tradisi bungo lado, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Padang Pariaman.

Kegiatan ini dibeberapa daerah Padang Pariaman juga terjadi beberapa perbedaan dalam pelaksanaan, tetapi memiliki tujuan yang sama.

tradisi ini menjadi warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Padang Pariaman.

Memperingati kelahiran Nabi Muhammad memiliki makna yang sangat penting bagi umat muslim, dan dilakukan dengan cara yang berbeda-beda di seluruh dunia.

Tradisi Bungo Lado di Padang Pariaman menunjukkan bagaimana sebuah perayaan agama bisa menjadi semarak dan meriah dengan melibatkan seluruh masyarakat setempat.

Dengan berbagai ragam unsur budayanya, tradisi ini tak hanya menjadi pelestarian budaya, tapi juga membuat masyarakat menjadi lebih akrab dan kompak.

Share This Article :
1745663973787222366

7 Rahasia Sukses Budaya Merantau Orang Minang: Inspirasi Memulai Hidup Baru di Tempat Baru

Piamanexplore- Orang Minang terkenal dengan budaya merantau mereka. Mereka sangat berani terjun ke tempat baru dan memulai hidup dari awal. ...