-->
NGx9MGB7Nap6Nax5MaRbNqN7MmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANSIMPLE103

Mengenal Monumen Michiels Di Padang Megah Ala Eropa Tertinggi Di Sumatera

Piamanexplore-Pernahkah sobat mendengar bahwa di Padang Sumatera barat pernah berdiri sebuah monumen terbesar di pulau Sumatera?

Jika belum, mari lihat foto-foto yang ada di blog ini. Namanya Michiels Monument atau Monumen Michiels bahasa Indonesianya.

Dulunya Michielsplein adalah salah satu tempat pelesiran terkenal di kota Padang.

Monumen ini didirikan pada tahun 1855 di Michielsplein (Lapangan Michiel) atau kira-kira berlokasi di Taman Melati sekarang.

Monumen ini terbuat dari besi tuangan dengan lantai marmer dan full relief di dinding luarnya.

Dengan ujung-ujung yang meruncing yang terdiri dari beberapa tingkat, kesan bangunan Eropa kuno tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Monumen ini tingginya sekitar 10,5 meter.

Gaya arsitektur gotik khas menara gereja-gereja Eropa abad pertengahan tampak jelas pada bagian-bagian utama monumen.

Sementara pada bagian alasnya terdapat simbol-simbol dan inskripsi dalam bahasa Belanda dan Arab-Melayu.

Terlepas dari beragam makna yang disematkan pada keberadaannya, monumen ini menjadi tampak menarik karna memadukan dua unsur budaya: Barat dan Timur.

Inskripsi yang terdapat pada Monumen Michiels adalah sebagai berikut. Pada sisi depan terdapat inskripsi Belanda:

“HULDE aan de nagedachtenis van den Generaal Majoor A.V. MICHIELS, Civiel en Militair Gouverneur ter Westkust van Sumatra, geb. den 30 April 1797 te Maastricht, gesneuveld den 25 Mei 1849 te Kasoemba op het Eiland Bali.”

Sementara itu, pada sisi belakang terdapat inskripsi berbahasa Arab-Melayu, yang setelah ditransliterasikan berbunyi:

“Kehormatan serta Peringatan kepada Tuan Jenderal Mayor A.V. Michiels, Sipil dan Militer Gubernur di Pesisir Barat Pulau Perca yang Sudah Mati,

Jenderal Mayor A.V. Michiels
Dibunuh dalam Perang di Kampung Kasumba di Atas Pulau Bali pada Hari Jumat pada 4 Hari Bulan Rajab Tahun 1265.”

Sebenarnya monumen yang bentuknya mirip seperti Monumen Michiels ini di Hindia Belanda ada 3 buah.

Selain di Padang, juga ada di Batavia. Tepatnya di Waterlooplein (Lapangan Waterloo) atau sekarang dikenal dengan Lapangan Banteng.

Posisinya kira-kira di sudut timur Mesjid Istiqlal sekarang. Sebagaimana terlihat di foto di bawah ini, monumen ini terlihat lebih "gemuk" dibanding yang di Padang.

Namanya? Sama. Michiel Monument juga. Dibangun juga pada kisaran tahun yang sama yaitu antara tahun 1853-1855.

Satu lagi berada di Surabaya. Meskipun di Surabaya, tapi namanya Bali Monument. Dibangun pada tahun 1869.

Diberi nama Bali Monument karena dibangun untuk memperingati kemenangan Belanda di Bali pada tahun 1849. Posisinya sekarang kira-kira di depan kantor Polwiltabes Surabaya.

Lantas kenapa ada 3 monumen, bahkan 2 dengan nama yang sama? Kalau dirunut ke belakang, monumen-monumen ini mengacu kepada satu orang, yaitu Mayor Jenderal Andries Victor Michiels.

Generaal Majoor ini dianggap berjasa besar kepada pemerintah kolonial Belanda dan mempunyai prestasi yang gilang gemilang di tanah jajahan.

Lahir di Maastricht (Nederland), 23 April 1797, pertama kali mendarat di Jawa pada tahun 1817 dengan pangkat Letnan Satu.

Setelah terlibat dalam perang Cirebon dan Diponegoro, pada 1831 ia dipindahkan ke Sumatra Utara.

Selanjutnya diangkat menjadi komandan militer untuk Sumatera Barat dengan pangkat Letnan Kolonel, ia dianggap berjasa dalam menaklukkan perlawanan Tuanku Imam Bonjol.

Atas keberhasilannya tersebut, pada 1837 pangkatnya dinaikkan menjadi Kolonel. Tahun 1838 ia ditugaskan sebagai Gubernur Sipil dan Militer di Sumatra Barat.

Pada masa jabatan ini beberapa daerah dapat dikuasainya. Atas jasa-jasanya ini pada tahun 1843 pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.

Pada tahun 1849, karirnya semakin menjulang dengan diangkat sebagai Komandan KNIL di Batavia. Ia lalu memimpin ekspedisi menumpas perlawanan di Bali.

Ia tewas terbunuh disana pada tahun yang sama dan dimakamkan di pemakaman Kristen Kebon Jahe Kober, Kerkhof Laan (kini Jl Tanah Abang I), Jakarta Pusat.

Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Museum Taman Prasasti.

Untuk mengenang jasa-jasanya itulah pemerintah kolonial Belanda membangun ketiga monumen tersebut.

Sayangnya tidak satupun dari ketiganya yang masih berdiri hingga kini. Berkemungkinan mereka dirobohkan pada zaman penjajahan Jepang atau pada awal-awal kemerdekaan.

Tinggallah foto-foto ini sebagai bukti keberadaan Michiels monument di Padang.

Info dari berbagai sumber

 

 

 

 

Share This Article :
1745663973787222366

Presiden Matta Malaysia Kunjungi Dan Kagumi Rumah Gadang Museum Bustanil Arifin Padang Panjang

Piamanexplore- Presiden Malaysian Association of Tour and Travel Agents (MATTA), Dato' Seri Muh Khalid beserta Istri Akhnidar Binti Ahma...