Para pelaku wisata yang sempat mengalami penurunan drastis selama lebih dari 70 hari, kini kembali mulai bangkit.
"Alhamdulillah, kami dari pelaku pariwisata sangat bersyukur," ungkap Irwanto, Direktur PT Sahabat Wisata Sejati.
Ia menjelaskan bahwa selama jalur Lembah Anai rusak, minat wisatawan untuk berkunjung ke Sumatera Barat menurun drastis.
Banyak yang membatalkan rencana wisatanya karena enggan melewati jalur Malalak yang dianggap ekstrem dan rawan kecelakaan.
Namun, dengan dibukanya kembali jalur Lembah Anai, antusiasme wisatawan mulai terlihat kembali.
Irwanto menuturkan bahwa pihaknya telah menerima beberapa pemesanan bus untuk wisata ke Bukittinggi dan Lembah Arau, Limapuluh Kota.
Meskipun terdapat sistem buka-tutup di jalur Lembah Anai, Irwanto optimistis hal ini tidak akan menjadi hambatan bagi wisatawan.
"Walaupun buka tutup, tetapi kita sudah dekat dengan tujuan pariwisata dan jalannya juga tidak berbahaya seperti Malalak," ujarnya.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar, Rina Pangeran, juga menyambut baik dibukanya kembali jalur Lembah Anai.
Ia mengungkapkan bahwa selama jalur ini terputus, hotel dan restoran di Bukittinggi dan daerah lainnya mengalami penurunan okupansi yang signifikan.
"Tarif hotel sudah sampai di posisi harga paling bawah, namun pengunjungnya tetap sepi," ungkap Rina.
Ia berharap dengan dibukanya kembali jalur Lembah Anai, wisatawan akan kembali berdatangan dan ekonomi di sektor pariwisata dapat kembali pulih.
Rina juga mengapresiasi pemerintah yang telah bekerja keras mempercepat perbaikan jalur Lembah Anai.
"Mudah-mudahan dengan dibukanya jalur Lembah Anai, wisatawan akan kembali meramaikan pusat-pusat pariwisata kita sehingga perekonomian bisa kembali seperti sediakala," tukasnya.
