Sumber Yt ROHMAD RHOFIQ
Piamanexplore-Di sudut kota padang terdapat guru ngaji dan guru silat yang bernama pak Galih beliau dikenal bukan hanya karena keahliannya dalam mengajar mengaji dan silat tetapi juga dikenal sebagai ahli dalam mengatasi masalah di masyarakat.
Pak galih adalah sosok yang sangat dihormati baik oleh murid-muridnya maupun oleh warga sekitar, pak galih tinggal dirumah yang sederhana dan juga sebagai tempat dia mengajar.
Setiap pagi anak-anak remaja berkumpul dihalaman rumahnya untuk belajar mengaji, suara bacaan Alquran mengalun dari tempat itu menciptakan suasana tenang dan damai dilingkungan sekitar.
Selain mengajar mengaji pak galih juga dikenal sebagai ahli silat yang tangguh, ia mewarisi silat dari seorang kakeknya yang terkenal di sumatera barat.
Sore hari halaman rumahnya berubah menjadi tempat latihan silat murid-murid pak galih berlatih dengan tekun.
Pak galih percaya bahwa ilmu agama dan beladiri adalah dua hal yang harus seimbang dalam kehidupan.
Salah satu murid terbaik pak galih bernama Rizal, rizal adalah anak yatim yang dibesarkan oleh neneknya.
Sejak kecil rizal sering mengalami perundungan oleh teman-teman sebayanya namun, sejak belajar mengaji dan silat dari pak galih rizal menjadi lebih percaya diri dan berani.
Seiring berjalannya waktu situasi ekonomi semakin memburuk termasuk keluarga pak galih kena imbasnya.
Dengan berat hati pak galih harus merantau meninggalkan kampung halaman dan murid-muridnya yang dia anggap seperti keluarganya sendiri.
Akhirnya pak galih merantau ke jakarta dia memilih terminal manggarai sebagai lokasi tempat usahanya.
Sebagai tempat yang ramai lalu lintas yang lewat pak galih membuka warung nasi padang masakan yang khas yang berasal dari kampung halamannya.
Warung padang pak galih dengan cepat menarik perhatian masakan yang otentik dan lezat selalu ramai dikunjungi.
Pak galih juga mebuka lapangan pekerjaan yang dia datangkan dari kampung halamannya mereka bekerja sama saling membantu hingga menjalin gotong royong yang kuat.
Tak lupa pula pag galih selalu mengajar mengaji dan silat disekitar terminal manggarai kepada anak-anak disana.
Berita inipun sampai diliput oleh media “guru ngaji dan guru silat yang sukses dijakarta” pun tersebar luas.
Akhirnya warung padang pak galih banyak dikunjungi oleh pejabat dan orang-orang penting.
Pak galih ingin mendirikan yayasan untuk orang orang yang kurang mampu baik dijakarta maupun untuk orang dari kampung halamannya yang fokus pada agama dans eni beladiri.
Ternyata di terminal manggarai pak galih tidak sendirian banyak juga oarng padang yang berdagang disana keberadaan mereka menciptakan komunitas kecil ditengah kota jakarta.
Pak galih merasa senang dengan keberadaan mereka kehadiran mereka memberikan rasa kebersamaan dan mengurangi rasa rindu kampung halaman.
Suatu hari pak galih dan pedagang lainnya mengadakan bazar kuliner khas padang sumbar diterminal manggarai, mereka menyiapkan berbagai keperluannya masing-masing.
Ada menjual bakso, siomay nasi padang khas rendang dan dendeng batokok, hal ini mebuat media datang untuk meliput sehingga pak galih dan sesama warga perantau lainnya semakin terkenal.
Akhirnya semua kepopuleran ini menarik perhatian preman setempat para preman ini mulai berniat buruk, mereka ingin memalak usaha-usaha kecil ini dengan meminta uang keamanan atau jatah preman.
Suatu hari beberapa preman datang kewarung pak galih mereka mengancam akan menghancurkan usahanya jika tidak membayar uang secara rutin.
Pak galih yang tenang mencoba berbicara baik-baik dengan mereka namun preman-preman tersebut tidak mau dan terus mengintimidasi.
Setelah itu pak galih mengumpulkan pedagang padang untukmembicarakan hal ini, akhirnya komunitas mereka membuat pos keamanan sendiri.
Suatu hari situasi diterminal menggarai memanas raja terminal manggarai yang dikenal dengan bang jaka bersama sepuluh anak buahnya melakukan sweeping untuk memalak setiap warung yang ada diterminal manggarai.
Kedatangan bang jaka membuat pedagang ketakutan bererapa pedagang lebih memilih menutup toko untuk menghindari keributan.
Pak galih yang terkenal bijaksana tidak tinggal diam pak galih segera mengumpulkan para pedagang padang dan pedagang lainnya.
Bang jaka tiba diwarung pak galih langsung di mengintimidasi pak galih bilang kami disini mencari nafkah dengan jujur jika ada yang tidak puas mari kita selesaikan dengan hukum.
Situasi semakin memanas bang jaka langsung mengayunkan pukulan ke arah pak galih namun pak galih yang sudah terbiasa dengan silat menagkis serangan tersebut.
Melihat bosnya gagal memukul pak galih anak buahnya bang jaka langsung menyerbu warung makan pak galih. Mereka merusak semuanya membuat stuasi semakin mencekam, para pelanggan dan edagang lain mulai panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Terjadilah perkelahian antara puluhan anak buah bang jaka dan para pedagang di warung pak galih. Perkelahian semakin brutal.
Karena tidak berhasil bang jaka lalu meminta dua parang kepada wakil pemimpinnya yang selalu ia simpan sebagai senjata andalannya.
Disisi lain pak galih dengan tenang mengambil celurit kesayangannya yang dia bawa dari kampung halamannya.
Semua orang terdiam akan ada pertarungan yang akan terjadi antara bang jaka dn pak galih, bang jaka menyerang secara brutal namun pak galih menghindari serangan itu dengan tenang karena sudah terbiasa dalam ilmu beladiri silat.
Ketika semua orang anak buah bang jaka kehilangan keberanian atas ilmu beladiri pak galih yang selalu bisa menghindari serangan bang jaka. Pak galih sekali menyerang berhasil mendesak bang jaka ke sudut membuat salah satu parang bang jaka terjatuh.
Dengan satu parang yang tersisa bang jaka terdesak mengerahkan semua tenaganya untuk menyerang pak galih.
Namun pak galih yang sudah siap menangkis semua serangannya dan mengarahkan celuritnya ke bang jaka menghentikan serangannya tanpa membuatnya terluka parah.
Dengan celuritnya yang menempel di leher bang jaka pak galih bilang dengan tegas bahwa ini adalah bukan menyelesaikan masalah.
Bang jaka yang ter engah-engah menyadari bahwa ia telah kalah akhirnya menjatuhkan parang yang tersisa ia menyerah dan mengakui semua kesalahannya di hadapan semua anak bauhnya dan semua yang menyaksikan.
Pag galih mengulurkan tangan membantu bang jaka yang sudah terjatuh juga membantu bang jaka untuk keluar dari premanisme.
Polisi datang tepat waktu dan menangkap bang jaka dan semua anak buahnya, kini akhirnya terminal manggarai berangsur pulih dan damai.
Dengan kerja keras dan kebersamaan terminal manggarai terus tumbuh dan berkembang mereka memperkuat dengan pihak kepolisian dan pihak masyarakat setempat membangun masa depan yang lebih baik untuk semua.
Dengan kejadian dan kebijakan ini pak galih semakin dikenal baik diperantauan dan kampung halaman.