Piamanexplore-Adat yang diadatkan ibaratnya, sebelum tahun 2000 acara pesta perkawinan anak daro jo marapulai duduk dipelaminan dalam rumah,
tamu undangan makan didalam rumah, beristirahat mendengarkan alunan musik dihalaman rumah yang ditutup tenda (lagunya tenda biru-desi Ratnasari).
Dengan pergeseran adat Minangkabau terkhusus adat Piaman, sekarang posisi pelaminan, makan,
beristirahat tamu baralek tersebut diadakan dihalaman rumah, parahnya memakai badan jalan separo dan menutup jalan umum warga.
Dibeberapa video medsos viral kecelakaan baralek yaitu pengendara mobil sengaja menabrak kerumunan orang yang memakai jalan untuk tenda acara perkawinan itu, sehingga membuat heboh.
Jika kasus ini terjadi, pengendara menabrak kerumunan acara baralek tersebut, siapa yang disalahkan.
Tentu yang bagak atau kuat juga berkuasa secara hukum primitif.
Pesta anak daro jo marapulai tersebut sudah saatnya ditata ulang oleh para angku ninik mamak selalu pihak yang bertanggung jawab dalam acara baralek perkawinan anak,
kemenakan tersebut, mamak minang perlu kembali memakai adat lamo, pusako usang sesuai dengan prinsip tambo urang Piaman atau Minangkabau.
Syekh Burhanuddin telah mengajarkan kepada kita nilai-nilai tentang "adat basandi syarak-syarak basandi kitabullah",
artinya ketika sanak kamanakan melakukan acara pesta perkawinan harus mengacu kepada nilai syariah Islam tentang itu.
Selaku orang yang selalu mengingatkan, ilmunya bahwa asal muasal pesta perkawinan itu adalah walimah nikah dan walimatul urs dizaman Nabi Muhammad SAW.
Walimah Nikah atau Walimatul ‘Urs. Ini dua hal yang berbeda meskipun masyarakat secara umum sering menggabungkannya.
Aqad nikah adalah pernyataan aqad atau ijab qabul antara seorang lelaki dengan wali mempelai wanita untuk membangun ikatan keluarga atau hubungan rumah tangga.
Sementara walimah urs adalah acara makan-makan yang diselenggarakan untuk merayakan pernikahan.
