Piamanexplore-Alek bakajang ialah suatu pertemuan besar yang biasanya diadakan setiap tahun saat merayakan lebaran di kabupaten 50 kota Sumatera barat.
Alek Bakajang bertujuan untuk mengenang atau mengingat asal usul nenek moyang masyarakat Nagari Gunung Malintang,
yang mana nenek moyang masyarakat Gunung Malintang telah berjasa membangun Nagari mereka.
Masyarakat Nagari Gunuang Malintang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, senantiasa menjaga tradisi Alek Bakajang yang diyakini sudah berusia ratusan tahun.
Perhelatan ini menjadi wadah mempererat relasi seluruh lapisan masyarakat.
Alek Bakajang merupakan tradisi yang diadakan secara turun-temurun di Nagari Gunuang Malintang, 182 kilometer sebelah utara Kota Padang.
Istilah ”alek” dalam bahasa Minangkabau berarti perhelatan, pesta, atau kenduri. Sedangkan ”bakajang” atau berkajang berasal dari kata dasar ”kajang” yang berarti perahu kajang.
Meskipun demikian, Alek Bakajang bukan sekadar pesta rakyat yang diadakan setiap Idul Fitri.
Acara utamanya justru ada pada silaturahmi antara pemangku adat, bundo kanduang atau perempuan yang dituakan,
Alim ulama, dan pemuda, serta lapisan masyarakat lainnya dari tiap jorong di awal kegiatan selama alek.
Pada zaman dahulu, Alek Bakajang merupakan Tradisi anak kemenakan dalam manjalang/bersilaturahmi dengan Niniak mamak, pemerintahan Nagari dan sesama.
Mereka berkunjung atau manjalang menggunakan Kajang karena daerah mereka berada di aliran Batang Maek/sungai maek.
Saat ini Alek Bakajang selain diisi dengan lomba Sampan/Kajang Hias, juga diramaikan dengan wisatawan yang mandi-mandi berenang dan bersampan.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah saat melakukan penutupan Alek Bakajang tahun 2024 mengatakan bahwa Alek Bakajang di Nagari Gunuang Malintang patut ditiru oleh Nagari-Nagari lainnya di Sumatera Barat.”Alek Bakajang ini Patut ditiru oleh Nagari lainnya di Sumatera Barat, sebab memiliki Nilai-nilai Tradisi, Budaya dan Pengajaran.
Alek Bakajang adalah bentuk penghormatan kepada Niniak Mamak serta penerapan nilai-nilai Minangkabau,” ucapnya.
Gubernur juga mengapresiasi Alek Bakajang yang juga terus mempererat silaturahmi masyarakat di Kabupaten Limapuluh Kota dengan perantau, khususnya di Nagari Gunuang Malintang.
Ia berharap Alek Budaya tersebut bisa terus dipertahankan, sebab selain menjaga adat istiadat juga banyak nilai-nilai yang diajarkan, apalagi saat ini banyak anak kemenakan yang tidak tahu siapa penghulunya.
” Mohon maaf, saat ini banyak anak kemenakan yang tidak tahu siapa penghulunya, jadi alek Budaya ini harus terus dipertahankan dan dicontoh.” Tutup Gubernur.