Piamanexplore-Banyak orang mengetahui bahwa pesawat Avro Anson adalah pesawat langka yang sangat sulit ditemukan.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa sebuah pesawat Avro Anson di Indonesia dibeli secara kolektif oleh sekelompok perempuan Minangkabau yang mengumpulkan uang dengan cara yang luar biasa.
Artikel ini akan membahas kisah inspiratif tersebut, dan menunjukkan bagaimana semangat dan tekad perempuan untuk saling membantu tumbuh dalam masyarakat Minangkabau.
Pengenalan Pesawat Avro Anson dan Bagaimana Dibeli oleh Ibu-Ibu Minangkabau
Pesawat Avro Anson adalah jenis pesawat laut buatan Inggris yang diproduksi selama 1935-1952. Di Indonesia, sebuah pesawat Avro Anson menjadi bagian dari sejarah perang karena dulu digunakan sebagai pesawat militer.
Namun, pesawat ini kini dianggap memiliki nilai sejarah yang lebih besar karena dibeli oleh sekelompok ibu-ibu Minangkabau dengan mengumpulkan uang dari sumbangan emas.
Kisah Membeli Pesawat Avro Anson dengan Sumbangan Emas
Kisah Avro Anson mungkin banyak yang luput memperhatikan bahwa pesawat tersebut memiliki nilai penting dalam sejarah bangsa Indonesia, terutama tentang nasionalisme dan semangat bela negara.
Hasril menceritakan bahwa Avro Anso berawal dari keinginan Wakil Presiden Mohammad Hatta agar negara memiliki sebuah pesawat terbang.
Bung Hatta memang salah satu tokoh bagi masyarakat Minangkabau.
Pada sejarahnya, Bung Hatta pernah berkantor di Bukittinggi untuk mempersiapkan Sumatra sebagai wilayah alternatif pada periode Juni 1947 sampai Februari 1948.Saat itu dirinya berkantor di Istana Bung Hatta di lokasinya berada persis di depan Jam Gadang.
Keinginan untuk punya pesawat, adalah mimpi besar yang sulit terwujud saat itu, karena Indonesia tidak punya cadangan devisa yang muncul di masa-masa tersebut. Maka muncullah ide untuk menggugah kaum ibu yang terbiasa mengumpulkan emas.
Panitia ini dipimpin oleh Mr A Karim, Direktur Bank Negara. Emas sumbangan masyarakat Sumbar kemudian terkumpul seberat 14 kg, hal ini karena berhasilnya mereka menyentuh hati pada ibu-ibu Minangkabau.
“Maka disitulah ibu-ibu, karena ibu-ibu yang nyimpan emas. Tradisi masyarakat Minangkabau sejak dulu.
Nah pada 17 September 1947, terkumpulah 14 kilo emas yang banyaknya sekitar satu kaleng roti biskuit. Emas ini kemudian dilebur jadi emas padu, maka dicarilah pesawat yang bisa dibeli,” katanya lagi.
Pesawat akhirnya berhasil diraih, yakni pesawat jenis Avro Anson milik Paul Keegan, seorang bekas pilot Inggris berkebangsaan Australia. Awal Desember 1947, pesawat ini diantar langsung oleh Keegan ke Bukittinggi.
Karena hal itulah, harapan Bung Hatta untuk Indonesia memiliki pesawat kembali tumbuh. Upaya pembelian pesawat terbang ini dimulai dengan dibentuknya Panitia Pusat Pengumpul Emas oleh Bung Hatta.Musababnya pesawat ini dibeli dengan menggunakan emas milik amai-amai, sebutan kaum ibu di Minangkabau. Karena itu bagi Hasril, pembelian pesawat ini adalah sebuah bentuk bela negara.
Semangat Gotong Royong dalam Masyarakat Minangkabau.
Semangat gotong royong dalam masyarakat Minangkabau merupakan spirit yang erat dihati mereka. Kebiasaan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan warga komunitas atau kerabat menjadi sangat sering terjadi.
Hal ini memungkinkan terciptanya suatu solidaritas yang tinggi dalam masyarakat. Keterlibatan perempuan dalam gotong royong ini sangat kental.
Masyarakat Minangkabau menghargai perempuan sebagai pilar kehidupan komunitas yang dapat memberikan dukungan moral maupun materi.
Pentingnya Kisah Ibu-Ibu Minangkabau yang Sumbang Emas untuk Beli Pesawat Avro Anson
Kisah ini menunjukkan kepada kita bahwa ketika kita bersatu untuk tujuan yang baik, kita dapat mencapai mimpi bersama-sama.
Selain itu, kisah ini juga mengungkapkan keberanian dan
komitmen para perempuan ini dalam membantu negara mereka, dan ini adalah sumber
inspirasi bagi kita semua.
Kesimpulan bahwa semangat gotong
royong masih terus hidup dalam masyarakat Minangkabau.kini monumen pesawat ini terpajang megah di agam Sumbar
Kisah tentang ibu-ibu Minangkabau yang saling membantu untuk membeli pesawat Avro Anson tidak hanya menunjukkan semangat gotong royong dalam komunitas mereka,
tetapi juga kurang lebih menghargai bahwa perempuan mampu berkarya dalam sebuah gerakan.
Masyarakat Minangkabau dikenal memiliki semangat dan keberanian yang tinggi dalam membantu orang lain maupun negara.
Dengan menjaga semangat ini tetap hidup dalam diri kita, kita dapat menjadi bagian dari gerakan yang membangun kekuatan sejati dalam bentuk komunitas solid yang saling membantu satu sama lain.