Piamanexplore-Bercerita tentang Bung Karno Presiden Indonesia pertama dengan kisah cintanya, tiada habisnya.
Beliau memang terkenal sebagai sosok yang menyukai keindahan, apalagi keindahan dari seorang perempuan cantik.
Ketika Bung Karno melakukan kunjungan kenegaraan ke negeri Thailand, setibanya di lapangan udara, disambut oleh tarian tradisional khas negeri Gajah Putih.
Bung Karno lagi-lagi terpesona oleh salah satu penari jelita yang menari nan lemah gemulai. Penari itu bernama Ratchada Sivichai dari kota Chieng Mai.
Memang Ratchada memiliki wajah sangat cantik, bahkan menurut penduduk Chieng Mai, Ratchada adalah seorang artis cantik yang dijuluki ratunya Chieng Mai.
Maka tidak mengherankan kalau Bung Karno tidak puas hanya sekali menikmati tarian Ratchada.
Ratchada yang ketika itu baru berusia 19 tahun itu untuk kesekian kali diminta menari dihadapan Bung Karno. Sehingga artis jelita ini memperoleh sebentuk cincin hadiah dari Bung Karno
Penduduk kota Chieng Mai menjadi bangga karena seorang gadis asal kota tersebut berhasil memikat seorang kepala negara yang namanya sudah mendunia.
Maka rakyat Chieng Mai berbulat hati menghadiahkan sebuah rumah untuk Bung Karno. Ke sanalah Ratchada dibawa Bung Karno untuk mengenal lebih dekat.
Rumah tersebut berada di atas bukit yang rindang dan udaranya yang sejuk.
Sekitar rumah tersebut dikelilingi tumbuhan kayu putih dan letak bangunan dibagi tiga bagian. Di tengah-tengah untuk rumah peristirahatan Bung Karno dan di bagian belakang untuk para ajudan.
Bung Karno pun pernah berjanji kepada penduduk Chieng Mai “Jika saya tidak jadi Presiden lagi, maka saya akan menetap di Chieng Mai ini..
Tapi janji tinggal jadi dan tidak pernah menjadi kenyataan. Di awal tahun 1970-an rumah Bung Karno ini tinggal tiang-tiangnya, bangunan yang dulu megah sudah rapuh dimakan rayap dan hampir runtuh.
Sedang sang artis Ratchada Sivichai tidak betah lagi berlama-lama tinggal di Chieng Mai. Ia meninggalkan kotanya, meninggalkan kenangan lampaunya, dan kembali bekerja di sebuah rumah kecantikan di Bangkok.
Sumber: Sinar Harapan, 6-11-1971. Koleksi Surat Kabar Langka-Perpustakaan Nasional Salemba (SKALA-Team)