foto Arif Mulyathoyib |
Tapi kita akan bahas 1 saja apa itu peninggalan Belanda yang sangat mahal tersebut? Mari sama-sama kita simak!
Dilansir dari disway.id Sumatera Barat (Sumbar) menyimpan harta karun warisan Belanda yang sangat mahal dalam bentuk jalur rel kereta api.
Namun sayang, sebagian besar harta karun itu kini mati suri, tak lagi beroperasi.
Nilai investasi rel kereta api tidaklah murah, jika dibangun dari nol, merujuk dari proyek Trans Sulawesi rute Makassar-Pare-pare yang kini sedang dikembangkan, nilainya mencapai Rp 9,2 Triliun untuk 90 kilometer.
Rel kereta api di Sumbar memang memiliki sejarah yang panjang. Mengutip dari situs resmi sumbarprov.go.id, kereta Api di Sumbar tertulis dimulai sejak abad ke 19.
Dulu, untuk membangun jalur kereta api di Sumbar, Belanda mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Kereta Api merupakan proyek Tiga Serangkai Belanda di Sumbar. Pertama tambang batu bara Ombilin, kedua Jalur Kereta Api dan ketiga Pelabuhan Teluk Bayur (Emmahaven).
Hingga tahun 1899 Pemerintah Kolonial Belanda telah mengeluarkan investasi mencapai 35.034.000 Gulden.
Pada Maret 1891, seorang insinyur tambang bernama Ijzerman memulai survey trayek sepanjang 300 KM jalur kereta api dari Muaro Kalaban menuju Pantai Timur yang kini kawasan Teluk Bayur.
Saat itu rel dibuat dalam rangka membangun jaringan lalu lintas alternatif untuk pengangkutan batubara Ombilin keluar dari Sawahlunto.
Proyek pembangunan rel kereta api Sumbar kemudian dibangun secara bertahap dimulai dari Pulau Air-Muaro Kalaban.
Bulan Juli 1891 kemudian rampung jalur rel kereta api Pulau Air-Padang Panjang selesai sepanjang 71 Kilometer.
Nopember 1891 rampung lagi jalur rel kereta api Padang Panjang-Bukittinggi sepanjang 19 kilometer
1 Juli 1892 rel Padang Panjang-Solok ikut selesai sepanjang
53 Km.
1 Oktober 1892 kemudian rampung secara bersamaan rel Solok-
Muaro Kalaban sepanjang 23 Km dan Padang-Teluk Bayur 7 Kilometer.stasiun padang panjang
1 januari 1894 Jalur kereta api dari Muaro Kalaban-Sawahlunto juga rampung. Rute ini menembus sebuah bukit berbatu yang kemudian bernama Lubang Kalam sepanjang hampir 1 Km (835 Meter)
Dalam kurun waktu 22 tahun, Belanda akhirnya berhasil menyelesaikan jalur rel kereta api di Sumbar.
Sumbar hingga kini memiliki jalur kereta api sepanjang hampir 300 kilometer dan 200an kilometernya mati suri, tidak berfungsi.
Tak hanya untuk membawa batu bara, jalur rel kereta api ini pada zaman Belanda dulu juga digunakan untuk membawa biji kopi hasil tanam paksa Belanda dari wilayah Payakumbuh, Bukittinggi dan Pasaman menuju Padang untuk diekspor ke Eropa melalui pantai timur.
Kemudian Indonesia pun merdeka, Belanda pulang namun pertambangan batu bara di Sawahlunto masih tetap jalan, rel masih tetap digunakan.
Tahun 1986 jalur jalur ini pernah digunakan untuk membawa penumpang, namun kemudian stop pada zaman orde.
Hanya saja, menjelang tahun 2000 dengan turunnya produksi batu bara, rel yang ada pun ikut ditinggalkan.
Sebagian malah mati suri menjadi semak, besinya relnya hilang bahkan berdiri pula beberapa bangunan di atasnya.
Sebagian lainnya masih tetap beroperasi, digunakan untuk membawa penumpang wisata salah satunya rute Padang-Pariaman.
Pemerintah Provinsi Sumbar sebenarnya terus melakukan berbagai upaya bersinergi dengan PT KAI dan Kementerian Perhubungan untuk mendorong hidupnya kembali semua jalur kereta api di Sumbar.
Bahkan terakhir Menteri BUMN Erick Thohir ikut membahas hal ini, ia menjanjikan beberapa BUMN akan ikut mendorong mimpi Sumbar melakukan reaktivasi rel kereta api yang mati suri di Sumbar.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi juga menilai pengaktifan kembali jalur kereta api (KA) di Sumbar juga akan lebih efektif dan efisien dalam mengatasi kemacetan di wilayah Sumbar.
Dibanding membangun jalan baru yang butuh biaya tinggi, memanfaatkan transportasi kereta api di rel yang sudah ada katanya tentu jauh lebih efisien.
"Jalur KA di Sumbar yang belum aktif cukup panjang.
Rutenya beririsan dengan jalur macet yaitu dari Padang menuju Payakumbuh.
Karena itu akan menjadi solusi jika jalur itu diaktifkan lagi," katanya di
Padang, Jumat (2/6).
Jalan baru katanya akan butuh izin baru lagi, lahan baru,
melewati hutan, semua akan rumit, oleh karena itu reaktivasi kereta api adalah
solusi yang paling memungkinkan.tugu kereta kota padang
Belum lagi jika jalan baru itu harus melewati hutan, akan lebih rumit dalam hal perizinan. Karena itu reaktivasi KA menjadi solusi yang lebih memungkinkan," katanya.“Kajiannya sudah ada tinggal pelaksanaan,” lanjutnya lagi.
Sementara itu Vice President PT KAI (Persero) Divisi Regional II Sumbar Sofan Hidayah menjelaskan, beberapa rute jalur kereta api Sumbar sebenarnya sudah mulai diaktifkan.
Diantaranya rute Padang-Pariaman. Rute itu juga sudah diperpanjang menjadi Pauh Lima Padang -Naras Pariaman, dan Pulau Air-Padang.
KAI juga telah mengaktifkan KA Bandara dan rute Padang-Kayu Tanam dan jalur kereta api Sawahlunto-Muaro Kalaban.