Di Sumatera Barat lamang tapai menjadi makanan yang jarang sekali di jumpai karena cara memasaknya yang banyak menyita waktu.
Dimulai dari memasak lamang (lemang), beras pulut putih dimasukkan kedalam bambu yang sudah di alas dengan daun pisang didalamnya.
Setelah beras pulut putih masuk kedalam bambu lalu dicampur dengan santan kelapa. Dimasak menggunakan bara api.
Lamang bambu di putar-putar agar masaknya merata harus di tunggui agar lamang masak sempurna dan tidak keras. Cara memasak lamang ini bisa menyita waktu berjam-jam.
Setelah itu membuat Tapai ketan atau tapai pulut, dibuat dari beras ketan hitam. Cara nya beras ketan di rendam air terlebih dahulu selama semalaman.Lalu tiriskan beras selama 30 menit. Siram lagi beras ketan hitam lalu tiriskan lagi, kukus beras ketan hitam lagi selama 30 menit lalu angkat.
Taruh ketan hitam yang sudah direbus pada wadah yang di bawahnya sudah dialasi daun pisang. Diamkan hingga dingin lalu taburi dengan ragi yang sudah diayak halus.
Bungkus ketan sampai tertutup dengan daun pisang. Diamkan ketan pada suhu kamar selama 3 hari. Membuat ketan hitam ini bisa memakan waktu selama 4 hari.
Betapa ribetnya membuat lamang tapai hitam ini kan..
Kenapa lamang tapai ini dibilang tradisional? Lamang tapai di sumatera barat biasa di sajikan di hari-hari besar umat islam, seperti Maulud Nabi, hari raya Idul fitri atau pada bulan Muharram.Di pariaman kuliner ini bisa di temukan setiap hari di pasar pariaman. Tepatnya di depan pasar baru pariaman.
Seorang Ibu-ibu yang menjual kuliner ini biasa berjualan setiap hari di pasar pariaman ada di sela-sela antara pedagang ikan lainnya.
Jika sobat pariaman rindu akan makanan ini sobat bisa membelinya dengan mulai harga Rp10.000 saja sobat sudah dapat satu potong besar lamang dan satu bungkus ketan hitam yang menjadi toppingnya.
Cita Rasa Lamang Tapai
Lamang tapai yang gurih dengan rasa sedikit asam mampu menghangatkan tubuh. Ada banyak cara menikmati kuliner ini.
Salah satu caranya adalah mencampur lamang dengan durian. Saat musim durian tiba, buah ini banyak tersebar di Pasar pariaman.Langsung mencampurkan lamang dan tapai dalam satu piring bersamaan juga jadi salah satu alternatif cara menyantap kuliner purba ini.
Lamang tapai paling pas disantap di tengah dinginnya udara dataran Minangkabau.