ilustrasi foto |
Kampung Sawah Padang, Jorong Tiga Koto Tinggi, Nagari Sundatar, Kecamatan Lubuksikaping merupakan salah satu wilayah penghasil durian di Kabupaten Pasaman. Setiap masyarakatnyamemiliki pohon durian.
Berbagai jenis durian dimiliki masyarakat, mulai dari jenis durian jantung, bangkok, bancah, tapak gajah dan durian kunyit.
Salah seorangpetani durian, Yurmida, 57, mengungkapkan, ia memiliki pohon durian di kebun miliknya berjumlah 20 batang. Namun masa panennya sudah habis pada pertengahan bulan November kemarin.
"Ini hanya buah terakhir, sebenarnya di daerah kita mayoritas panennya hampir sama dengan daerah lain di kab. Pasaman yaitu awal bulan Oktober hingga pertengahan bulan November," ujarnya.
la menyebut jika sekali panen, bisa menghasilkan puluhan juta, buah favorit di kebunnya yang paling terkenal dan paling di incar oleh masyarakat adalah durian jantung dan bancah.
"Biasanya kalau berbuah, durian jantung menjadi incaran masyarakat, karena rasa buahnya yang lebih pekat dan memiliki kulit yang tebal," tukasnya.
Durian jantung juga memiliki bentuk yang menyerupaijantung, dan biasanya dalam satu ruang, paling banyak hanya memiliki dua biji. Makanya masyarakat lebih dominan ingin merasakan kenikmatan durian jantung pada saat musim berbuah.
Ia juga membeberkan kalau setiap musim berbuah, tak jarang terjadi pertengkaran diantara masyarakat yang pada saat buah jatuh rasa ingin memiliki dan sifat egoisme dari masing-masing masyarakat timbul akibat buah durian.
"Kadang saya merasa heran, batang durian punya saya, ketika saya tidak ada di kebun, masyarakat setempat biasa untuk pergi secara gantian untuk menunggu buah jatuh.
Namun saat durian jantung jatuh, apalagi dalam sehari hanya satu yang jatuh, tak jarang masyarakat banyak yang adu mulut terlebih dahulu untuk menikmatinya," bebemya.
Ia mengaku sudah menanam buah durian sejak 20 tahun lalu, sebagai jaminan hari tuanya. Dalam perawatan ia juga mengaku tidak terlalu memperhatikan perawatan, pasalnya ia dulunya hanya berfokus pada tanaman utama di lahannya yaitu pohon kakao.
Palingan jika ingin memupuk pohon kakao, dirinya bersama suami sesekali memberikan pupuk pada pohon durian.
Jika musim berbuah, suami beserta anak-anaknya rutin membersihkan lahan sekitar pohon durian dan sesekali mengusir hama durian seperti kera dari wilayah perkebunannya.
Jika sudah musim panen, harga jual durian juga sangat merosot. Ia mengaku kadangkala harga yangia tawarkan jika musim durian hanya Rp3.000-Rp5.000 per buah, dan yang palingmahal, ia jual durian jantung Rp15.000 per buah.
"Jika musim, harga perbuahnya hanya Rp3.000, paling mahal Rp15.000, namun di penghujung seperti ini, paling mahal Rp35.000 perbuah, dan yang paling murah Rp15.000 untuk buah yang paling kecil," ujamya.
Ia hanya berharap, generasi muda harus lebih memikirkan jaminan hari tuanya, menekankan kepada generasi mudajangan hanya berfokus untuk menjadi karyawan. Jika masih
memiliki lahan harus diusahakan untuk menanam tanaman tua seperti durian, kakao dan jenis tanaman lain yang bisa menghasilkan.
Senada dengan Yurmida, Muhammad Irfan mengatakan, tidak terlalu memperhatikan perawatan pohon durian. Ia hanya berfokus pada hasil pertanian dan perkebunannya seperti kakao.
"Untuk bibit dulunya kita beli sendiri, tapi setelah ditanam tidak ada perawatan khusus, jika sudah mencapai usia 5 tahun, baru mulai agak diperhatikan bagaimana pertumbuhan dari pohon durian," tegasnya.
Seorang pedagang, Yenni, 35, telah berjualan durian selama enam tahun. "Kalau saya pribadi, lantaran saya tidak memiliki lahan, untuk menopang kehidupan sehari-hari saya membantu masyarakat menjual hasil durian.
Dari petani saya ambil keuntungan Rp. 500 per buah, dengan
begitu petani terbantu karena sulit untuk menjual, saya juga terbantu bisa
memenuhi kebutuhan seharihari," jelasnya.
Berdasarkan pengalaman nya, biasanya paling laris saat tahun
baru dan Lebaran. Momen itu penjualan per harinya bisa mencapai Rp 2 juta. ilustrasi foto
Namun pengalaman pahit yang ia rasakan saat seperti ini, tidak sedang musim durian atau penghujung musim durian.
Ia hanya berharap pemerintah harus lebih memperhatikan petani dan pedagangkarena sumber penghasilan dari daerah Pasaman mayoritas petani dan pedagang.
Sementara itu, Sekretaris Nagari Sundatar, Erwan mengatakan dari total sekitar 600 jumlah rumah tangga di Nagari Sundatar memiliki paling sedikit dua batang durian.
Kendati demikian, masyarakat menanam pohon durian hanya sebagai pelengkap untuk mengisi kekosongan lahan.