Di desa itu hidup seorang janda miskin bernama Hasnah (40) dengan tujuh orang anaknya.
Suaminya merupakan pegawai Dinas Kesehatan yang sudah lama meninggal, tapi karena tidak ada yang mengurus, sehingga istrinya tidak pernah memperoleh pensiunan Janda.
Anak pertamanya laki-laki bernama Yuhasni (17) hanya bekerja sebagai kernet oplet.
Penghasilannya hanya cukup untuk makan saat bekerja, dan sisanya paling banyak hanya Rp 1000 sehari yang diberikan untuk ibunya untuk makan bersama adik-adiknya.
Karena kasihan adakalanya tetangga kampung memberinya beras, lauk pauk dan sebagainya. Anak keduanya Nerdawati (16) masih sekolah kelas I SMP, biaya sekolahnya sering kali menunggak.
Anak ketiganya Hendriati (14) tidak sekolah karena sakit-sakitan, Eli (12) kelas V SD, Elnisa (10) kelas II SD, Primon (7) kelas I dan yang bungsu Hendra (5) belum sekolah. Untunglah di SD tidak ada biaya sekolah.
Kondisi serba kekurangan yang dialami keluarga ibu Hasnah akhirnya ditemukan oleh Komandan Korem 032 Wirabraja Kodam III, Kolonel Ali Geno yang sedang mengadakan proyek AMD Manunggal VII (AMD = ABRI Masuk Desa, sekarang bernama TMMD) di desa tersebut.
Saking terharunya Pak Ali memberi sumbangan pribadi Rp 10.000. sambil memerintahkan petugas kesehatan untuk memeriksa keluarga ini dan memberikan obat.
Diketahui ibu Hasnah menderita penyakit paru-paru dan sudah menular kepada beberapa anaknya. Saat itu juga Danrem memerintahkan Komandan Satgas Manunggal VII untuk membantu keluarga tersebut.
Selang beberapa hari anggota ABRI membongkar rumah ibu Hasnah dan akan dibangun rumah baru. Rumah yang sudah reot itupun roboh rata dengan tanah hanya dalam waktu setengah jam saja.
Hanya dalam waktu lima hari rumah ibu Hasnah selesai dibangun dengan ukuran 6 x 7 meter dan dibangun dengan dinding papan, jendela nako, atap seng, dan lantai semen.
Berita tentang keluarga Ibu Hasnah dengan cepat menyebar, bantuanpun berdatangan dari berbagai instansi dan masyarakat untuk mengisi rumah baru Ibu Hasnah.
Diantaranya tempat tidur, kasur, pakaian, lampu petromaks, alat dapur dan juga uang tunai dari Sekwilda Sumatera Barat sebesar Rp 50.000.
Sementara itu Sekwilda Kabupaten Tanah Datar, berjanji akan mengurus pensiun janda dari almarhum suaminya.
Karena kesuksesan proyek AMD manunggal VII yang membantu keluarga Ibu Hasnah dan program lainnya warga meminta agar AMD di desa itu diperpanjang beberapa hari lagi.
Kesuksesan lain proyek AMD di desa Lima Kaum diantanya perbaikan jalan desa sepanjang 6 km, rehabilitasi masjid dan surau, air bersih, pembangunan pos ronda, dan lain sebagainya.
Koleksi Layanan Surat Kabar Langka Perpustakaan Nasional RI
Sumber : Kompas, 12 Maret 1982 hal 8 kol 4-7 (Skala team)