Di Minangkabau biasanya ketika ada pesta pernikahan pasangan
pengantin wanita saja yang mengenakan mahkota atau suntiang yang biasa orang
minang menyebutnya. foto hariane.com
Sedangkan pengantin laki-laki mengenakan saluak (semacam topi khas Minang).
pict @dedetsaugia
Dua bulan yang lalu di tanggal ini kami resmi menjadi pasangan suami istri. Suka dan duka diawal pernikahan sudah kami rasakan, perjalanan selanjutnya masih panjang semoga kami bisa melaluinya.
Sedikit cerita tentang adat di Inderapura, Pesisir selatan, Sumatera Barat. Banyak pertanyaan datang ke saya, "Kenapa Laki-laki memakai suntiang?"
Selain sudah menjadi tradisi dari zaman dahulu, suntiang yang digunakan wanita bisa diartikan dengan beban yang akan dihadapi pada saat sudah menjadi istri.
Di Inderapura lelaki dipakaikan suntiang bermakna supaya laki-laki jadi tau bagaimana beratnya beban sang perempuan saat setelah menjadi istri. Begitulah kira-kira salah satu makna laki-laki memakai suntiang disini.
Suntiang marapulai ini digunakan saat menyambut bako saja (saudara dari ayah anak daro) datang ke pesta perkawinan tersebut yang disebut dengan Sisapek.
Sisapek yaitu pemberian bako kepada anak daro, baik berupa emas, isi kamar atau sapatagak pakaian anak daro, setelah prosesi ini selesai, marapulai boleh langsung melepaskan suntiangnya.
Suntiang yang di pakai Marapulai ini hanya saat upacara adat saja,kalau kami menyebutnya acara Babako.
Saat resepsi pesta pernikahan Suntiang tersebut tidak di pakai lagi. Jadi bukan seharian selama di pelaminan Suntiang Marapulai itu di pakai.
Siapapun dia pejabatkah dia, orang kaya kah dia setinggi apapun jabatannya jika dia lelaki minang keturunan inderapura dan dia menikah di kampung halamannya maka dia akan tetap di pakaikan suntiang seperti ini.
Tujuan Marapulai Basuntiang
Adat Marapulai Basuntiang asal Inderapura ini bertujuan untuk menghargai paman (Niniak Mamak) dan pemimpin adat (Datuak).
Selain itu, pemakaian Suntiang kepada Marapulai adalah bentuk kemegahan dan identitas diri sebagai menantu laki-laki (Urang Sumando) bagi Mamak di rumah.
Ada perbedaan dari kedua suntiang antara suntiang anak daro dan marapulai Corak dari suntiang marapulai dan pernak penik nya biasanya lebih besar.
Sedangkan suntiang anak daro biasanya lebih tinggi dari pada suntiang marapulai.
Ingat istilah " Adat Salingka Nagari, Lain Lubuak, Lain ikannyo, lain padang, lain hilalang. Itu lah istilahnya untuk Kekayaan Ranah Minang dengan adat istiadat yang beragam.
Banyak sekali diantara kita yang belum tahu tentang adat dan budaya masing-masing daerah di Minangkabau Sumatera barat.
#piamanexplore unikfoto @dedetsaugia