Mungkin nama karabu baluik masing asing di telinga masyarakat sumbar, pasalnya makanan olahan dari belut ini hanya bisa ditemukan di Luak limapuluh kota, kota payakumbuh. Jadi nama karabu sendiri merupakan singkatan dari bakar dengan abu yang artinya belut dibakar dengan abu tempurung jelas pemilik rumah makan karabu baluik.
Karabu baluik berasal dari kabupaten lima puluh kota dan payakumbuh. Untuk bisa membuat karabu baluik yang enak yang harus diperhatikan adalah mendapatkan belut dengan ukuran besar. Biasanya jenis belut yang dimasak menjadi karabu baluik didatangkan dari provinsi jambi dan riau.
Adapun pengolahan karabu baluik dimulai dari membersihkan dan memotong belut dari beberapa bagian sebesar seruas jari orang dewasa. Setelah dibersihkan belut yang dipotong-potong dilumuri dengan bawang putih yang telah dihancurkan dan air jeruk nipis.
Tujuan belut yang dilumuri jeruk agar belut tidak amis. Setelah dilumuri belut dibakar dengan api tempurung. Pemilik rumah makan yang berlokasi di imam bonjol kelurahan padang tinggi piliang koto nan IV payakumbuh ini mengingatkan membakar belut membuat karabu dengan membakar ikan sangatlah berbeda.
Selama membakar belut, belut harus di guling-guling dengan sendok agar terbakar rata sekitar 30 menit dengan bara api. Setelah sekitar 30 menit belut yang dibakar lalu diangkat dari pemanggangan. Setelah belut telah dibakar kemudian kita memanaskan wajan yang telah diisi oleh santan, cabai merah giling, irisan bawang merah, cabai rawit dan air jeruk dan sedikit jahe giling sebagai kuahnya.
Kemudian setelah panas santan yang dicampur aneka rempah tersebut lalu kita memasukan belut yang telah dibakar tadi. Tidak butuh lama, sekitar 15 menit karabu baluik sudah b isa dinikmati. Sedikit pedas karena da cabai rawitnya cocok untuk orang yang dalam masa penyembuhan.
Karabu baluik bisa bertahan selama 20 jam tanpa disimpan di kulkas.
#Makanan khas sumbar