Orang tua wajib memberikan penjelasan sebelum melayangkan hukuman. Terkait hal tersebut, ada dua kondisi yang mungkin dapat terjadi. Pertama, secara situasional. Yaitu orang tua dapat memberikan penjelasan terhadap hal yang baru kali pertama yang ditemui sang anak. Misalnya, bagaimana menghormati orang yang baru dikenal atau berbagi mainan. kedua, kesepakatan hukuman terhadap hal-hal yang telah dipersiapkan. Contoh, saat mulai bersekolah, anak harus patuh pada peraturan jam main, jam tidur, merapikan buku dan lain-lain.
Penjelasan dan kesepakatan dapat dilakukan jauh-jauh hari
dan orang tua dapat mengontrol dengan membuat catatan yang dapat dilihat
sepanjang waktu. Sesekali orang tua juga perlu membiarkan anak merasakan dampak
negatif dari melanggar aturan. Misal saat anak tetap tidak membereskan mainan setelah
di ingatkan, orang tua bisa menyembunyikan mainan itu agar anak merasa
kehilangan. Itu juga bisa jadi bentuk hukuman.
Sedikit menunda kesukaan anak juga termasuk salah satu
jenis hukuman. Misalnya, menggeser jadwal rekreasi seminggu lebih lama atau
mengundurkan jam menonton televisi satu jam lebih lambat. Hindari hukuman
kekerasan fisik seperti memukul atau kekerasan verbal seperti memaki.
Orang tua dapat mengajarkan negosiasi dan tawar-menawar
jangan memaksakan. Itu akan menjadikan anak menganggap paksaan adalah wajar
ujar Nurlita lulusan megister Psikologi Universitas Surabaya. Salah satu metode
yang paling banyak digunakan didunia adalah time-out,
membiarkan anak disuatu tempat untuk merenungkan masalahnya. Metode ini juga
disebut kursi hukuman dengan menempatkan anak pada sebuah kursi disuatu sudut
rumah yang disepakati sebagai sudut hukuman.
Aturlah waktu sesuai perjanjian berapa lama mereka harus
duduk dikursi tersebut. Aktris inggris Victoria beckham adalah salah satu yang
menggunakan metode kursi hukuman dikeluarganya. Sementara itu, bintang
Hollywood Jennifer Lopez lebih sering menyita mainan atau gadget sang anak saat
kedapatan melanggar aturan.
Selain dengan hukuman mendidik dengan cara-cara positif
memang yang paling dianjurkan. Anak paling butuh pengalaman keberhasilan. Jadi
bagi orang tua tetaplah fokus kepada rewarding lebih dulu sebelum mulai ke
punishment ujar perempuan yang berprofesi sebagai dosen itu.
Tekhnik
Menghukum Anak
Menurut Nurlita Endah Karunia psikolog perkembangan
keluarga dan perkawinan Universitas Surabaya, hukuman diperbolehkan selama
tidak mengganggu hak dasar anak, Hak-hak ini misalnya makan, mendapatkan ilmu,
dan istirahat. Pada dasrnya ada dua hal yang mendasari orang tua dapat
menerapkan hukuman. Pertama, anak berprilaku membahayakan secara fisik dan
spikologis. Kedua, anak melakukan sesuatu yang melanggar norma-norma umum di
masyarakat.
Contoh tindakan berbahaya secara fisik adalah menggunakan
benda tajam atau aliran listrik, sementara yang membahayakan spikologis dapat
berupa prilaku mengumpat atau mengejek teman sebaya. Tindakan yang melanggar
aturan masyarakat misalnya berkelahi, mencuri, dan lain-lain.
Namun, pemberian hukuman terbaik adalah melalui
pembahasan dan kesepakatan sebelumnya. Tidak fair jika orang tua tiba-tiba
mencubit atau menghukum anak sebelum ada penjelasan sebelumnya. Penjelasan yang
dimaksud merupakan komunikasi dua arah
antara orang tua dan anak. Orang tua wajib menjelaskan mengapa prilaku tersebut
dilarang serta sebab akibat yang ditimbulkan dari prilaku tersebut.
Setelah menjelaskan langkah selanjutnya adalah menetapkan
kesepakatan tentang tahap pemberian hukuman. Jadi mengingatkan anak juga sudah
termasuk bentuk hukuman. Terakhir penting bagi orang tua konsisten terhadap
perjanjian yang disepakati. Misalnya jika disepakati tidak boleh menyentuh
gadget saat berada dimeja makan orang tua juga dapat dihukum bila melanggar aturan.
semoga bermanfaat
Share This Article :