gambar ilustrasi |
Kelihatan ada rasa malas, bosan dan tidak nyaman untuk mrngikuti pembelajaran yang sifatnya monoton.peserta didik sudah mulai cari jalan untuk bisa minta izin, keluar sejenak pergi bermain ketempat temannya, mengganggu teman atau mengerjakan pekerjaan lain yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran saat itu. Hal ini di sebabkan karena pembelajaran yang tidak menyenangkan.
Apalagi pembelajaran yang hanya menggunakan otak kiri. Guru tidak bisa hanya mengandalkan otak kiri atau otak kanan akan tetapi harus mengarmonisasikan penggunaan otak kiri dan otak kanan (Ahmad Faidi: 2013-30).
Selanjutnya Ahmad Faidi mengatakan berdasarkan penelitian, secara umum otak kiri khusus diperuntukkan bagi aspek aspek pembelajaran akademiksementara otak kanan berhubungan dengan aktifitas kreatif yang menggunakan irama, musik, kesan visual, warna dan gambar.
Untuk itu perlu menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu kegiatan yang menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan adalah melalui permainan yang menarik. Permainan adalah suatu aktivitas yang membuat sipelakunya merasa senang dengan apa yang dilakukannya. Menurut Kimpraswil, permainan adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi lebih baik.
Dari devinisi permainan diatas dapat kita simpulkan, permainan dapat meningkatkan motivasi, kinerja dan motivasi. Permainan juga berfungsi untuk mendongkrak otak kiri bekerja sama dengan otak kanan. Berdasarkan pengalaman penulis dalam menerapkan berbagai jenis permainan yang diterapkan yang ditarapkan disela tugas-tugas membuat peserta didik merasa segar kembali, bersemangat kembali untuk mengerjakan tugas berikutnya.
Mereka merasa nyaman dan terhibur dengan adanya permainan yang disajikan bahkan mereka minta ulang lagi namun kita membatasinya untuk sesi berikutnya atau selesai mengerjakan tugas lain.
Permainan yang dilaksanakan tidak menghabiskan waktu lama, akan tetapi cukup lima menit. Begitu pembelajaran tampak sudah mulai membosankan maka permainan-permainan sudah mulai disajikan, permainannya bisa berupa kartu-kartu, kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat yang pelaksanaannya bervariasi. Begitu juga dengan permainan lain seperti tanya jawab, kuis dan lainnya yang pelaksanaannya dibuat menarik.
Kita tahu otak bekerja mempunyai jadwal tersendiri. Tidak bisa selama berjam-jam otak ini bekerja secara konsentrasi penuh atau dengan baik. Otak perlu diistirahatkan dari tugas-tugas apalagi anak-anak yang berusia 5-13 tahun belajar terbaiknya menurut Faidi kurang lebih 5-10 menit. Memang setelah diperhatikan proses pembelajaran yang ada dikelas, peserta didik bisa berkonsentrasi terhadap pembelajaran sekitar 15 menit, setelah itu mereka mulai tampak bosan, mengantuk malas dan tidak bersemangat.
Berbagai macam permainan yang bisa diterapkan yang sifatnya sederhana dan menyenangkan, permainan yang disukai peserta didik bersifat melibatkan seluruh pancaindera, berkelompok, bersaing dan sederhana.
Permaianan yang disajikan butuh gerakan tubuh, bersama-sama dan berikan penguatan peserta didik akan merasa senang melakukan kegiatan yang melibatkan fisik mereka. Kita lihat saja respon peserta didik terhadap mata pelajaran olah raga, seni dan prakarya.
semoga bermanfaat