Guru dan Murid SMAN 2 sungai limau |
Guru menjawab lagi, dia tidur dibalik-balik batu. Siswa kembali melanjutkan pertanyaannya, bagaimana kalau dikolam yang tidak ada batunya Bu, dengan kesal gurunya menjawab, tanyakan sajalah sama ikan itu.
Dari cerita diatas jelas bagi kita dalam mengajar sangat diperlukan sekali kesabaran bagi seorang guru. Saat ini siswa sangat banyak memperoleh sumber belajar yang mempengaruhi rasa keingintahuannya terhadap sesuatu, akibat pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering muncul kepada guru didalam kelas.
Menurut Dorothy Law Nolte, anak belajar dari kehidupannya. Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah. Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.
Tidak jarang kita mendengar peseta didik yang tidak mau belajar dan turun prestasi belajarnya di suatu sekolah. Prestasi dan semangat belajar yang semulanya mengebu-gebu bisa luntur dan menjadi sirna seketika akibat ulah guru yang mengajar dikelas dengan tidak memiliki kesabaran.
Apabila hal ini tidak segera diatasi, suatu saat tanpa disadari akan bisa melunturkan prestise dan prestasi sekolah dimasa yang akan datang.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik disekolah, seperti kelengkapan sarana serta iklim belajar yang kondusif. Proses pemindahan ilmu pengetahuan akan berjalan dengan optimal apabila dilakukan dengan iklim belajar yang kondusif yang dilaksanakan dari hati dengan penuh kesabaran oleh guru kepada peserta didiknya.
Banyak sekolah untuk meningkatkan hasil Ujian Nasional (UN) selalu melakukan program belajar tambahan disore hari. Padahal kalau kita perhatikan, tidak hanya itu usaha yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan hasil (UN) pembelajaran yang dilakukan guru dengan penuh kesabaran sebenarnya bisa meningkatkan prestasi sekolah.
Untuk dapat membelajarkan peserta didik secara optimal, sangat diperlukan sekali guru yang mengajar dengan sabar. Guru yang dapat merasakan kesulitan peserta didiknya, tidak egois dan sok disiplin. Dalam proses pembelajaran, seorang guru yang baik, haruslah memahami karakteristik dari masing-masing peserta didiknya.
Setiap peserta didik membutuhkan waktu dan gaya belajar yang berbeda-beda untuk menyerap materi yang sama, karena masing-masing peserta didik memilki sifat yang unik. Dalam menghadapi berbagai sifat dan karakter yang unik dari setiap peserta didik, seorang guru harus mengajar dengan sabar dan memiliki hati yang tulus. Seorang guru yang baik, dalam proses mendidik tidak dilakukannya dengan penuh emosi. Mereka tidak menjadikan peserta didiknya sebagai obyek yang selalu dianggap bodoh dan selalu dalam posisi salah.
Kadangkala seorang guru lupa bahwa dahulunya ia seorang peserta didik yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Guru-guru yang berhasil dan menjadi idola bagi peserta didiknya adalah karena mereka mengajar dengan sabar dan memiliki hati yang tulus, menyenangkan untuk dirinya dan untuk peserta didiknya. Mereka mengajar menggunakan metode dan model yang beraneka ragam, memahami karakter dan situasi peserta didik. Seorang guru yang baik akan selalu mempelajari sifat dan karakter peserta didiknya sehingga merekapun akan terbiasa dan menerima perbedaan peserta didik sesuai dengan fitrahnya masing-masing.
Bisa saja peserta didik takut sama seorang guru, tetapi dia tidak akan merasa hormat dan segan kepadanya, apakah itu yang kita harapkan. Kadangkala itulah yang sering terjadi, dan terasa bagi kita sebagai seorang guru.
Semoga bermanfaat.