Pariaman adalah salah satu daerah dengan keberagaman tradisi di Sumatera Barat. Berbatasan langsung dengan laut dan bebukitan membuat Pariaman memiliki khas khusus dalam kebudayaan Minangkabau. Ciri khas salah satunya adalah dari cara masyarakat mengenal beberapa aspek kehidupan.
Peneliti Universitas Andalas, Muhammad Yunis menilai ciri khas ini yang membuat masyarakat Pariaman masih bertahan dengan pemahaman lama. Salah satunya dalam memahami sebuah penyakit. Kebertahanan ini jelas terlihat ketika salah satu anggota kelompok yang diserang penyakit. Acuan pengobatannya pun tidak jauh dari pengobatan tradisional.
Bahkan nama-nama penyakit yang diderita tidak terdapat di dalam kamus kesehatan ataupun kamus kedokteran. Biasanya, saat dijangkiti penyakit referensi pengobatan tidak jauh dari pemanfaatan tetumbuhan yang hidup di alam bebas dan praktek orang pintar (pedukunan).
“Kebiasaan ini sudah turun temurun, meskipun masyararakat Padang Pariaman sendiri sudah melek teknologi baru,” katanya. Dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2017 itu, Yunis membeberkan beberapa penyakit tradisional yang terkenal di daerah itu. Setidaknya ada 10 penyakit tradisional yang berkembang di tengah masyarakat.
Beberapa di antaranya disebut Yuni berasal dari pengaruh gaib. Apa saja? Berikur Daftarnya:
1. Sambunyian
Sambunyian merupakan salah satu penyakit tradisional yang disebabkan oleh makhluk yang disebut dalam masyarakat urang bunian. Urang bunian dikategorikan sebagai mahluk dunia lain yang masuk ke alam manusia. kemudian mengajak serta merayu manusia normal ikut bersama mereka.
Berdasarkan pengalaman penderita penyakit ini, si penderita seakan-akan melihat daerah baru yang belum pernah ditemuinya. Di alam nyata yang mana daerah tersebut masyarakatnya juga memiliki sistem sosial seperti manusia biasa.
Si penderita terbawa masuk ke dunia lain selain dunia manusia dan penderita merasakan segala hal di alam bunian. Terkadang penderita merasa duduk di atas singasana yang bagus dan mewah. Sementara individu normal melihat si penderita sedang tiduran dan bergantungan di atas pohon kayu.
2. Tubo
Tubo dalam konsep tradisional merupakan alat yang digunakan oleh seseorang untuk berbuat jahat kepada orang lain. Tubo diramu oleh seseorang yang disebut orang pintar (dukun) yang mana sumber ramuan itu diambil dari segala macam bisa. Bisa sendiri baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Tubo sudah dikenal oleh masyarakat pada masa lalu, dan senjata ini pada masa lalu. Biasanua digunakan untuk melumpuhkan musuh yang tidak bisa dilumpuhkan secara fisik.
Meskipun zaman telah berubah, senjata tubo pun masih dilestarikan oleh masyarakat tardisonal di Padang Pariaman. Penggunaannya sedikit berubah fungsi, tubo digunakan kebanyakan untuk melumpuhkan orang yang dianggap musuh. Tubo bisa menyebabkan orang yang terkena tubo akan kehilangan nyawanya jika terlambat ditanggulangi.
Tubo biasanyanya bisa diletakan sendiri oleh pemilik tubo, atau dikirim melalui perentara seseorang pesuruh mahluk halus. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa tubo bisa dikirm melalui hembusan angin. Tubo sejenis ini biasanya berupa serbuk halus yang dioleskan pada kuku.
Sehingga ketika angin bertiup ke arah sasaran tubo pun diterbangkan bersama angin. Yang kemudian masuk ke dalam makanan atau minuman orang yang akan jadi sasaran.
3. Sijundai
Sijundai termasuk sejenis penyakit yang merusak psikologis korban. Sasaran korban dimantrai melalui seorang yang disebut orang pintar (dukun) dengan menggunakan gasiang yang terbuat dari tengkorak. Tengkorak ini berasal dari kepala orang yang sudah meninggal. Yang paling makbul dengan menggunakan tengkorak kepala orang yang meninggal berdarah, seperti kecelakaan lalu lintas, dibunuh, dan lain sebagainya. Gasiang yang terbuat dari tengkorak kepala diputar dan diiringi oleh mantra yang diucapkan sang dukun dan ditujukan kepada calon korban.
Sijundai sendiri sebenarnya digunakan oleh masayarakat untuk menyebut sesosok mahluk gaib golongan jann/nisnas (jin). Sosok Sijundai sendiri berwajah jelek dan pekerjaannnya selalu mengganggu manusia. Mitos yang berkembang di tengah masyarakat bahwa sijundai sering mengganggu orang-orang yang sedang lewat.
Ia menganggu dengan cara melempari korbannya dengan pasir dan kemudian mahkluk ini mengeluarkan suara tawa yang menyeramkan. Sakit sijundai di kenal di dalam masyarakat sebagai penyakit buatan yang disengaja dibuat oleh seseorang yang tersakiti hatinya. Baik disakiti secara lisan maupun dengan sikap tingkah laku. Sijundai lebih banyak dipergunakan dalam urusan asmara, seiring dengan pameo ‘cinta ditolak dukun bertindak’.
Berdasarkan keterangan masayarakat, rata-rata yang menjadi korban sakit sijundai adalah perempuan yang suka berkata kasar dan menyakiti perasaan laki-laki. Pengidap penyakit sijundai selalu bertindak di luar akal manusia normal. Mitos yang berkembang dalam masyarakat bahwa penderita sakit sijundai hobi memanjati dinding rumah, dan terkadang suka tertawa sendiri. Serta mengganggu orang yang sedang lewat dengan cara melemparinya dengan pasir.
Penyakit ini akan sangat berbahaya jika tidak segera ditanggulangi, hanya tuanku dan orang pintar yang mampu pengobati penyakit ini.
4. Santuang Palalai
Penyakit yang satu ini digolongkan ke dalam penyakit traumatis. Kondisi korban terlihat seperti orang yang sangat trauma terhadap sebuah persoalan. Biasanya persoalan yang terkait dengan asmara. Penyakit ini disebabkan oleh kesengajaan orang lain yang tersakiti hatinya sehingga sebagai pelampiasaan si korban.
Penyakit yang dikirim kemudian disebut santuang palalai. Dalam pandangan psikologi penyakit ini disebut skizofernia tahap berbahaya, psikolog menyebutnya dengan sebutan waham.
Yang mana si penderita mengalami trauma sebagai akibat merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya.Terkait dengan kehilangan pengaruh dan jabatan jabatan penderita penyakit ini dinamai dengan post-power sindrom.
Traumatik yang disebabkan oleh jabatan yang terlalu lama sehingga ketika jabatan itu hilang dan habis, sependerita masih merindukannya.
5. Tamakan Cirik Barandang
Tamakan cirik barandang merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut sikap yang terlalu perfect dan perhatian yang berlebihan pada seseorang. Sehingga tidak punya waktu untuk melakukan dan memperhatikan yang lain. Orang seperti ini disebut sudah tamakan cirik barandang.
Penyakit ini susah terdeteksi, apakah seseorang menderita penyakit ini atau tidak memang sulit menjelaskannya. Terkadang sikap pembawaan seseorang yang sejak kecil terbiasa perfect dan full respect dalam memperlakukan seseorang tidak bisa disebut menderita penyakit ini.
Begitu juga sikap yang sudah terdidik individual sedari kecil juga tidak bisa dikategorikan mengidap penyakit ini. Namun begitu, tamakan cirik barandang merupakan salah satu penyakit buatan orang pintar. Kerja orang pintar ini biasanya dipesan seseorang diperuntukan pada orang yang dijadikan sasaran.
Biasanya penyakit ini dipesan oleh mertua untuk menantunya agar anaknya mendapatkan perhatian penuh dari suaminya. Dalam hal ini tentunya si mertua memiliki maksud lain terhadap menantunya.
Maksud tersebut berupa keinginan mertua untuk menguasai harta menantu seutuhnya. Bisa juga disebabkan menantu yang terlalu loyal terhadap keluarga batihnya. Sehingga terlalaikan kewajiban untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
6. Sampu
Penyakit yang satu ini juga diderita sepihak oleh si penderita. Artinya penyakit ini datang tergantung kondisi kejiwaan si penderita pada saat itu. Kondisi kejiwaan penderita bisa digambarkan dari latar belakang masa lalu yang sering mendapat tekanan dari lawan jenisnya. Atau bisa juga sering mendapat perlakuan tidak adil dari lingkungannya.
Sebagai dampaknya si penderita akan selalu ketakutan jika bertemu dengan lawan jenisnya. Jika si penderita laki-laki, si penderita akan takut ketika berjumpa dengan perempuan, penyakitnya disebut sampu gadih. Begitu juga sebaliknya, jika si penderita perempuan, dia akan takut jika bertemu dengan laki-laki, penyakitnya dinamai sampu bujang.
Ciri-ciri penyakit ini terlihat pada tubuh penderita selalu mengeluarkan keringat dingin, kondisi tubuh kedinginan, dan meriang. Terlebih lagi saat penderita bertemu dengan orang yang ditakutinya.
Meskipun penyakit ini tergolong penyakit psikologis tetapi jenisnya belum terdata. Apakah termasuk skizofernia akut atau tidak, tetapi yang jelas penyakit ini tidak terlalu berbahaya bagi orang lain.
Hanya saja penderita penyakit ini akan sulit mendapatkan pasangan. Bahkan tidak memiliki pasangan hidup hingga ajalnya menjemput. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyakit ini dilatarbelakangi oleh sejarah masa lalu yang tidak sepatutnya dialami.
Tekanan-tekanan hidup yang beruntun, penderitan-penderitaan yang lahir dikarenakan perlakuan tidak adil. Hal itu kemudian membawa dampak buruk bagi perkembangan jiwa ke depan.
Kemudian sikap-sikap anti sosial masyarakat lingkungan sekitar juga berperan dalam perkembangan psikologi penderita penyakit ini.
7. Pukang
Penderita penyakit ini memiliki sifat yang sangat pemalu dan disertai dengan rasa takut yang mendalam jika bertemu dengan orang lain. Si penderita memilih lari, menyendiri, dan menyingkir dari orang-orang baru yang ditemuinya.
Biasanya sipenderita penyakit ini tidak mau berinterkasi dengan lingkungan sekitar dan bersikap sangat tertutup. Sementara pukang itu sendiri merupakan hewan langka yang jarang ditemui, dan bersifat pemalu. Oleh karenanya, kejiwaan seseorang yang seperti ini disebut mengidap penyakit pukang.
Penyakit ini termasuk salah satu penyakit kejiwaan buatan dari orang pintar. Penyakit ini bertujuan untuk membunuh karakter, karir, dan masa depan seseorang yang dianggap saingan. Persaingan tersebut bisa berbentuk bisnis, jabatan, dan kekuasaan. Biasanya orang yang menderita penyakit ini sebelumnnya memilki banyak peluang.
Banyak peluang maksudnya dalam kehidupan, pandai dalam pergaulan. Tidak hanya itu sipenderita juga terkenal terpuji sikapnya di tengah masyarakat, sehingga tidak terdapat cela pada dirinya.
8. Tasapo
Kategori penyakit ini termasuk penyakit ringan. Penyakit ini seperti mitosnya disebabkan oleh gangguan mahluk halus. Mahluk ini mengganggu dengan dua macam cara.
Pertama dengan cara manyapo (menegur ketika lewat), orang yang disapo mahluk halus akan menederita demam, suhu badan panas tinggi. Penyakitnya disebut oleh masyarakat ta-sapo.
Meskipun ditegur mahluk halus disaat melewati suatu daerah, korban akan tetap merasakan sakit di tubuhnya. Kepercayaan masyarakat setempat menjadi dalil bahwa mhaluk halus ini mampu membuat sesorang menjadi sakit. Berdasarkan data lapangan terdapat dua jenis penyakit ta-sapo.
Pertama ta-disapo setan dan kedua ta-di-sapo dubilih (iblis). Di sapo setan tergolong penyakit demam tinggi dan kepala terasa sakit. Masyarakat percaya bahwa orang yang disapo setan melakukan kesalahan.
Kesalahan itu berupa kebiasan mandi di tengah hari tepat jam dua belas siang dan kebiasaan mandi di senja hari. Untuk mengobati penyakit ini masyarakat percaya dengan membuat sa-sapo dari kunyit.
Biasanya sasapo dibuat oleh orang pintar. Kunyit dibelah dua menjadi dua bagian sama besar, selanjutnya dimantrai, dan kemudian disimbang. Setelah kunyit disimbang, kunyit yang jatuh telungkup langsung dibuang dan kunyit yang jatuh telentang diambil sebagai obat.
Pada penyakit tasapo setan kunyit biasanya cukup satu kali simbang. Kemudian kunyit yang sudah dipilih dimasukan ke dalam segelas air minum dan langsung diminum oleh si penderita. Sedangkan ta sapo dubilih juga tergolong penyakit demam tinggi yang disebabkan iblis.
Badan penderita terasa sakit, suhu badan panas tinggi, dan diikuti badan terasa pegal di segala persendian. Penderita penyakit ini biasanya orang yang melakukan kesalahan fatal.
Kesalahan tersebut berupa ketidaksengejaan menginjak anak iblis.
9. Palasik
Penyakit kanai palasik termasuk salah satu penyakit yang berbahaya bagi anak usia balita. Palasik digunakan untuk menyebut seseorang yang menguasai ilmu hitam. Cara kerjanya dengan cara menghisap sari pati yang terdapat pada anak usia balita. Saat anak terkena palasik kecerdasan anak hilang dan pertumbuhan tubuh pun bermasalah.
Semakin banyak palasik menemukan mangsa maka semakin meningkatlah taraf atau level ilmu yang dikuasainya. Palasik pada dasarnya ilmu warisan dari nenek moyang, sebagai ilmu hitam yang terlarang. Ilmu ini juga tidak bisa hilang jika tidak diwariskan pada generasi berikutnya.
Di percaya oleh masyarakat bahwa seorang palasik akan mengalami kesulitan dalam sakratul maut.
Oleh karena itu air ludah palasik harus dijilat oleh anak atau kerabatnya. Alhasil, palasik pun berpindah kepada orang yang menjilati air ludah tersebut. Cara seperti inilah ilmu hitam palasik diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat tradisional.
Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat setempat menyematkan dasun pada baju balita dan ibunya.
Di percaya dasun dapat menangkal palasik. Selain itu terdapatnya larangan menjemur pakaian bayi dan ibunya di luar rumah. Hal ini akan memacing kehadiran palasik.
Pada masyarakat tradisional ini mitos ini selalu diwariskan secara turun termurun untuk menghindarkan diri dari palasik.
10. Tinggam
Tinggam merupakan senjata mematikan bagi masyarakat tradisional Minangkabau, khsusunya Padang Pariaman. Di Kabupaten Padang Pariaman tinggam diramu dari bisa ikan pari dan dicampur dengan racun mematikan yang lain.
Di percaya oleh masyarakat bahwa tinggam dikirim pada calon korban melalui angin, dan melalui kebiasan bersalaman.
Namun begitu, tinggam sebagai senajta jarak jauh lebih banyak dikirm melalui sarana dan bantuan jin. Khusus hal ini masyarakat menyebutnya melalui angin. Dari sini muncul pituah dalam masyarakat bahwa: ‘Urang indak takuik dek bagak urang tapi urang takuik dek angin’ (Orang tidak takut dengan keberanian, tapi takut dengan angin)
Berbeda dengan Padang Pariaman, di daerah pulau Jawa tinggam bisa dikirim melalui hewan pengigit seperti lipan, ular, ataupun semut. Gigitan hewan meninggalkan jejak atau bekas gigitan, dari bekas gigitan tersebut masuk bisa tinggam keluruh aliran darah.
Bisa tinggam akan tampak reaksinya setelah empat puluh hari.
Kondisi tubuh penderita berubah drastis, ciri-cirinya dapat dilihat dari tensi darah meningkat secara spontan, gula darah meningkat drastis.
Pada puncaknya semua pembuluh darah ditubuh pecah, sehingga si korban akan berujung pada kematian.
Penyakit tradisional piaman