Udara sejuk ditengah
Hamparan sawah Bumi Sikabuhamparan sawah balenggek bumi sikabu fofo fb zikriman zainal I
Berada ditengah hamparan sawah yang hijau menjadi pesona alami, Bumi sikabu dinagari sikabu-kabu tanjuang haro padang panjang, kecamatan luak. Udaranya yang sejuk dan kehidupan petani yang alami menjadi daya pikat tersendiri.
Bangunan kafe berbahan kayu alami mengusung label Bumi sikabu yang disematkan pada dinding warung. Representatif sebagai tempat bersantai dan makan minum bumi sikabu buka setiap hari mulai dari siang hingga pukul 8 malam.
Suhu diangka 25 derajat celcius ditempat kafe berada, boleh dikatakan sejuk bahkan mungkin lebih dingin ketika semakin sore menjelang maghrib sebab suhu bisa berada diangka 23 derajat celcius. Menjelang sore puluhan kendaraan roda dua dan roda empat mulai berseliweran dan terparkir dilokasi sederhana yang memang tak terlalu besar sebab tak ingin merusak suasana alami hamparan sawah tersebut.
Awalnya hanya berniat untuk memanfaatkan potensi yang ada, membantu kawan-kawan yang memiliki niat sama untuk memanfaatkan potensi nagari demi menggeliatkan ekonomi ternyata mampu menjadi pemikat kunjungan ucap owner bumi sikabu. Anak muda orang dewasa hingga keluarga datang memadati tempat ini tentu saja suasana langka menjadi primadona setiap pengunjung langsung menyaksikan petani bergelut lumpur bercocok tanam hingga memanen padi.
Lokasinya yang unik, disudut nagari hanya berjarak sekitar 12
km diselatan kota payakumbuh artinya tidak terlalu jauh dari pusat kota yang juga
jalur lintas provinsi sumatra barat dan riau ini. jika dari bandara BIM atau
kota padang jaraknya sekitar 3 jam tentu saja bukan soal jarak tapi setiap
jengkal nya menghadirkan pesona alami yang bisa dinikmati.
Mulai dari perbatasan kabupaten padang pariaman dengan
kabupaten tanah datar, lembah anai dengan air terjunnya akan menyambut dengan
percikan air nya yang sejuk bukit tinggi dengan ngarai sianok dan jam gadang
serta hamparan gunung marapi. Terus menyusuri jalan hingga ke payakumbuh ada
ngalau indah dibatas kota payakumbuh, setelah itu bumi sikabu dilereng gunung
sago siap menanti kehadiran pengunjung untuk menikmati alam pegunungan dengan
sawah dan petaninya yang ramah.
Kafe bumi sikabu ditengah hamparan sawah
Ada sedikit tantangan jalanan kecil membelah sawah petani membuat pengendara roda empat mesti hati hati berjalan pelan sambil menikmati keindahan sesekali berpapasan dengan petani yang hendak pergi dan pulang dari sawah. Suasana alam nagari yang asri dengan aktifitas petani inilah yang harus dipertahankan setiap kunjungan memberikan apresiasi, mengabadikan kenangan, bersama padi, sawah, petani pengolah, hingga kerbau jantan perkasa yang setia membantu petani. Jadi perjalanan jauh akan terbayar dengan suasana alam yang tersuguh indah alami.
Sore menjelang maghrib udara akan terasa lebih dingin hembusan angin dan suara gemericik air bersama desiran angin membelai daun padi bakal terdengar jelas, sementara satu persatu cahaya lampu terlihat menyala dikota payakumbuh seperti sekumpulan cahaya bintang yang bertebaran dimuka bumi.
Bagi pengunjung yang tak puas hanya sekedar menikmati
sepintas, kesempatan berkumpul dan berbaur dengan masyarakat dilereng pegunungan
ini juga bisa dinikmati dengtan menginap dan tinggal disejumlah rumah warga.
Terbiasa bergaul dengan pendatang dan pengunjung masyarakat juga siap dengan
rumah-rumah sederhana dengan fasilitas mencukupi. Artinya bisa disewa sebagai
tempat menginap satu atau dua malam untuk menikmati keindahan perkampungan.malam hari foto fb shadda mahabbah
#salamBumiSikabu