SMAN Sungai
Limau sekolah di tepi pantai tahun 1987
Selasa
28-4-1987 berikut laporan Dwiwarman Chan untuk koran masuk sekolah, mengenai
kegiatan sekolah ini.
regu sepak takraw SMAN sungai limau 1987
SMAN sungai limau salah satu sekolah yang punya daya tarik tersendiri lokasinya Cuma sekitar 25 meter dari pinggir pantai jauh dari kebisingan lalu lintas, bila saraf para siswa tegang setelah menerima pelajaran di kelas saat istirahat bisa saja menghirup segarnya udara pantai kembali ke kelas otak sudah segar kembali. Hijaunya pepohonan waru sepanjang pantai tentunya ikut membantu tak salah sekolah ini Cuma setengah kilometer dari pantai wisata Aru taba yang lebih dikenal sebagai pantai arta.
Awal berdiri tahun 1978 sekolah ini boleh dibilang menyedihkan siswa belajar menompang di gedung nasional sungai limau yang kini dijadikan tempat latihan karate hanya tiga kelas waktu itu. Berkat kesungguhan masyarakat setempat dapat dibangun gedung baru dilokasi sekarang maka pindahlah sekolah ini september 1979 kelokasi baru di desa sungai paku sekitar 1,5 kilometer dari pusat kecamatan sungai limau statusnya pun berubah menjadi filial SMA 1 Pariaman. Walau sudah di gedung baru tapi boleh dibilang masih serba darurat sekeliling dipenuhi rawa-rawa dan rumput merimba. Lokal baru 3 hasil swadaya masyarakat yang di sponsori panitia pembangunan dengan ketua Dr. Jumna Hasbullah kepala sekolah pertama Hasan Basri.
Tahun berlalu sekolah ini semakin berkembang dengan goro siswa bersama guru rawa dan rumput mulai menghilang SMA sungai limau mulai tercelak. Tahun 1982 sekolah yang berjarak 50 meter dari jalan raya padang-manggopoh ini resmi berstatus negeri kepala sekolahnya Lukman.BA tak berapa tahun kepala sekolahnya berganti lagi kali ini Drs. Sutan Kasmir yang menjabat hingga kini. Jumlah lokal pun semakin berkembang sekarang atas bantuan proyek Pelita serta bantuan partisipasi BP3 lokal sudah 10 buah. Juga sudah ada ruang perpustakaan walau kurang memadai ruang bimbingan dan penyuluhan ruang keterampilan, laboratorium bahasa, kimia dan fisika yang masih bersatu, sementara ruang sekolah guru masih memakai sebuah lokal belajar. Dan mushala yang saat ini siap 20%.
Dengan jumlah 20 kelas siswa tertampung sebanyak 1.200 orang selain itu siswa SMAN sungai limau saat ini juga sudah punya kelas jauh (filial) di sungai geringging. Termasuk filial ini jumlah guru Cuma 56 orang akibatnya terjadi kekurangan tenaga untuk beberapa bidang studi antara lain kimia, fisika, matematika, bahasa jerman, bahasa indonesia, bahasa inggris dan sejarah. Ketata usahaan di laksanakan enam karyawan dengan fasilitas 4 mesin TIK sebuah mesin stensil biasa dan sebuah mesin stensil listrik namun peralatan keseharian boleh di bilang minim.
Bagaimana kondisi yang dihadapi sekolah ini para siswanya tak patah semangat mereka terus berupaya meraih prestasi demi prestasi apalagi banyak kegiatan ekstra kurikuler yang memotifasi usaha itu plus kegiatan OSIS di bawah bimbingan pembina OSIS Irwan Aswandi maka prestasi mulai diraih. Pramukanya Gudep 393-397 mulai diperhatikan kemampuannya di tingkat kabupaten. Pramuka ini di lola tiga pembina Hendrimus, Liberty dan M. Nasir. Olahraga pun makin galak terlebih sepak takraw yang sudah menjuarai tingkat kabupaten padang pariaman tersebutlah kini pemain faisal, Ali akbar, Yuli Effendi dan Syafrizal tahun-tahun sebelumnya ada Dosrizal, Sadikin, Erispendi dan yung juo. Bolavoli dan sepak bola juga tak ketinggalan walau belum sempat meraih prestasi tinggi.Dunia kepenulisan juga digalakkan lewat bimbingan gurunya Syafruddin Nur beberapa tulisannya pernah muncul di KMS semisal M. Nasir, Makmur, adrianto, Febri Hasman dan beberapa lainnya. Yang paling penting untuk merangsang kreatifitas para siswa adalah apa yang dilaksanakan terhadap mereka yang berprestasi misalnya, prestasi di bidang pelajaran mereka dibebaskan dari SPP ucap Drs Sutan Kasmir. Namun meraih prestasi belajar itu saja tentunya bukan suatu yang mudah setiap hari harus tunggang-tunggik belajar harus bersaing dengan kawan-kawan lain yang juga ingin jadi juara ucap Arwinsyah siswa kelas III Fis-1 yang meraih juara umum beberapa waktu lalu. Pendapat Arwinsyah di sokong Aznil Zaini kelas III bio saingan berat Arwinsyah keduanya setiap semester bergantian menjadi juara umum. Sebuah persaingan positif karena keduanya tetap bersahabat. “kami hanya bersaing di pelajaran” ucap Aznil yang sering bertanggang sampai larut malam untuk jadi pemuncak di SMA nya.
SMAN sungai limau juga punya koperasi siswa masing-masing siswa dikenakan simpanan pokok Rp 500 simpanan wajib Rp 25 perminggu serta simpanan sukarela. Demi kelancaran kegiatan OSIS siswa juga dikenakan Rp 100 perbulan dengan sumbangan siswa pula Rp 250 persiswa tahun lalu dibangun tempat parkir sepeda.
Demikian selintas SMAN sungai limau yang masih bergulat untuk maju bersama SMTA lainnya.